Purwokerto 27 April 2024 – Program Studi Ilmu Lingkungan UIN Saizu bekerja sama dengan PT Greenprosa Adikara Nusa menyelenggarakan pelatihan pengelolaan sampah organik berbasis magot BSF. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pengelolaan sampah organik secara efektif dengan memanfaatkan larva BSF (Black Soldier Fly). Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan, tenaga pengajar Prodi Ilmu Lingkungan UIN Saizu, dan tim dari PT Green Prosa Adikara Nusa.

Gangsar Edi, Koordinator Prodi, menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini adalah memberikan iklim pembelajaran yang menarik, mengenalkan dunia bisnis berbasis green jobs serta meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam pengelolaan sampah. “Saat ini dan akan datang pekerjaan berorientasi green jobs (pekerjaan ramah lingkungan) berpeluang besar menjadi pekerjaan dan bisnis  yang menjanjikan. Kami bersyukur berada di Banyumas dengan ekosistem pengelolaan sampah yang bagus, baik upaya pemerintah, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan dunia bisnis termasuk PT. Greenprosa Adikara Nusa. Kami tertarik berkolaborasi menyelenggarakan pelatihan dengan PT. Greenprosa Adikara Nusa karena telah berhasil mengembangkan segmen bisnis berbasis green jobs yakni pengolahan sampah (waste management) dan memiliki dampak yang luar biasa bagi lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu banyak belajar dan mengasah keterampilan kita sesuai kebutuhan green jobs di masa depan”, tuturnya. Kegiatan pelatihan ini juga akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lain untuk meningkatkan manfaat kedua belah pihak seperti kolaborasi riset, kegiatan magang dan kegiatan pelatihan lainnya. 

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi secara teoriti di Meeting Room Kemangi, Purwokerto. Bertindak sebagai pemateri, yakni Irfai, S.Pt. dari PT. Greenprosa Adikara Nusa. Materi yang disampaikan mengenai pengelolaan sampah dan tatacara budidaya maggot meliputi integrated waste management (hulu-hilir),  pengenalan larva BSF dan siklus hidup, desain tempat budidaya, pemberian pakan sampah organik, proses panen, pengolahan produk akhir hingga analisis segmen market. “PT. Greenprosa sejak berdiri tahun 2018 hingga saat ini telah berhasil memroses 11.838 ton sampah organik, 2.032 ton larva maggot, 203 anggota KSM, 19 partner peternak, menyerap lebih dari 50 tenaga kerja, 60 produk olahan dan memiliki 3 lokasi budidaya (Magelang, Banyumas, dan Bogor).” tuturnya.

Setelah penyampaian materi, acara dilanjut dengan kunjungan dan pengamatan di lokasi budidaya yakni di TPA BLE Banyumas dan Sokaraja (PT. Greenprosa). Selama sesi pelatihan, para peserta terlibat langsung dalam proses pemisahan sampah organik dan non-organik, pembuatan kompos menggunakan larva BSF, serta pemanfaatan hasil kompos untuk kegiatan pertanian atau perkebunan. PT Greenprosa telah mengembangkan berbagai produk dari hasil pengolahan sampah berbasis magot BSF, seperti dried larva BSF atau maggot BSF kering, maggot meal berupa tepung sebagai pakan ternak, minyak, dan pellet ikan yang mengandung protein tinggi.

Diskusi dan tanya jawab aktif dilakukan selama pelatihan guna memastikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan implementasi pengelolaan sampah berbasis magot BSF. Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam pengelolaan sampah serta menumbuhkembangkan jiwa enviro-preneurship.

Leave a Comment