Dr. Hendi Pratama, M.A., pendiri sekaligus direktur utama edutrans.id, mengatakan bahwa privilese itu tak hanya diwariskan, tapi juga bisa diusahakan. Hendi mengucapkan itu di hadapan 200 mahasiswa FUAH dalam seminar bertajuk “Mahasiswa dan Privilese: Membangun Budaya Produktif, Kreatif, dan Inovatif” yang digelar di Gedung Student Center UIN Saizu Purwokerto pada Senin (7/10) lalu.
Seminar itu sendiri merupakan agenda tahunan dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH). Kurnia Sari Wiwaha, M.Ag., salah seorang dosen FUAH sekaligus ketua panitia seminar tersebut, menyatakan bahwa tema ini dipilih sebab Gen Z dirasa kurang antusias dalam mengambil kesempatan-kesempatan yang datang kepada mereka. Nia, sapaan akrab Kurnia, juga menjelaskan bahwa seminar ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa agar lebih produktif, kreatif, dan inovatif. “Nah, kami merasa bahwa Pak Hendi ini adalah satu tokoh transformasi pendidikan yang pendekatannya sangat pas buat Gen Z,” tuturnya.
Dalam seminar tersebut, Hendi antara lain menjelaskan bagaimana para mahasiswa mesti membangun privilesenya sendiri. Mereka juga harus mampu mengetahui cara-cara dalam menemukan dan menguasai satu masalah, sekaligus mencari solusinya.
Saat sesi tanya jawab dimulai, seorang mahasiswa bertanya, bagaimana jika seseorang ingin produktif tetapi ia ‘tertampar’ realitas. Menanggapi pertanyaan tersebut, Hendi mengatakan bahwa mau tak mau realitas memang harus dihadapi. “Yang bisa kita lakukan adalah ‘menampar’ realitas itu sebelum dia ‘menampar’ kita,” tegasnya.
Nia mengatakan, ia sangat puas dengan terselenggaranya acara ini. Ia merasa mahasiswa terlihat antusias dari awal hingga akhir seminar. “Semoga setelah seminar ini, mahasiswa bisa lebih produktif lagi dalam memanfaatkan privilesenya sebagai mahasiswa,” pungkasnya.Β (Aufa/FUAH)